Universitas Djuanda (UNIDA) melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Tauhid (BPPT) rutin menyelenggarakan kegiatan ketauhidan bertajuk Majelis Tasbih yang dilaksanakan pada hari Jumat pagi di setiap minggunya. Pada minggu ini, Jumat (26/05/2023) kegiatan Majelis Tasbih diisi oleh Direktur Eksekutif Yayasan Pendidikan Amaliah Djuanda (YPAD) Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I.

 

Dalam paparannya, Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I menyampaikan mengenai “Dahsyatnya Memaafkan”.

 

Maaf, merupakan sebuah kata sederhana namun sulit untuk di berikan. Tidak hanya diberikan, tetapi diucapkan pun terasa sulit rasanya. Beragam faktor seseorang untuk tidak memaafkan, diantaranya yakni seseorang yang menyakitinya tersebut enggan sadar dengan kesalahannya. Luka dan sakit hati yang berbekas sulit hilang, apalagi jika kesalahan tersebut dilakukan berulang kali. Sehingga, hal ini menjadi suatu pembenaran yang sering muncul dan menjadi alasan untuk tidak memaafkan.

 

“Memang tidak mudah untuk memaafkan, apalagi jika kesalahan dilakukan berulang-ulang, apalagi disakiti oleh orang yang kita cintai, apalagi dikhianati oleh orang yang kita percaya,” ujar Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I.

 

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Az-Zumar ayat 10 yang artinya, “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. Bertakwalah kepada Tuhanmu. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”.

 

Allah SWT juga menegaskan mengenai perbuatan memaafkan ini dalam firmannya yang lain, Al-Quran Surat Al-Araf ayat 199 yang artinya, “Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang maruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh”.

 

“Maka yang terbaik adalah berikanlah maaf kepada mereka yang bersalah kepadamu, atau yang menyakitimu bukan karena mereka layak mendapatkanya, tapi karena kita butuh ketenangan, butuh batin dan hati yang sehat, butuh ketentraman jiwa, dan kita yakin, bahwa alloh bersama hamba hambanya yang pemaaf,” tutur Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I.

 

Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I menyebutkan, setidaknya terdapat 6 manfaat memaafkan, antara lain membebaskan kita dari rasa amarah, memperkuat hubungan dengan orang lain, bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental, sebagai cara memaafkan diri sendiri, meningkatkan harga diri kita, dan menunjukkan kemampuan manajemen konflik yang baik.

 

“Lalu bagaimana jika hati sulit memaafkan? Ketika kamu sulit untuk bertoleransi, ingatlah bahwa orang-orang pun bertoleransi denganmu. Ketika kamu sulit untuk bisa memaafkan, ingatlah bahwa kamu pernah dimaafkan. Ketika kamu sulit untuk mengerti, ingatlah bahwa kamu pun pernah dimengerti,” paparnya.

 

Memaafkan memang merupakan hal yang sulit, tetapi bukan alasan untuk tidak dilakukan. Hal yang perlu disadari adalah bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Kesalahan terjadi oleh siapa saja di antara manusia. Oleh karena itu, Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I berpesan, dalam menyikapi terkait perasaan ini agar untuk lebih berfokus pada hal yang baik, jika ada hal yang buruk, cobalah untuk menyikapinya dengan lebih baik. Lakukan apa yang menjadi bagian diri, sisanya Allah yang akan mengatur semua.

 

“Ingat! Kesalahan bukan untuk dilupakan, tapi untuk direlakan. Maafkan, dan relakan. Katakan ini dengan sungguh-sungguh dan keikhlasan. Aku maafkan air mata yang sudah ku tumpahkan, aku maafkan rasa sakit dan kekecewaan, aku maafkan semua pengkhianatan serta kebohongan, aku maafkan permusuhan serta kecemburuan, aku maafkan keduniaan dan semua kejahatannya. Maafkan dan relakan yang sudah terjadi, sambutlah hari baru yang sudah menanti,” pungkas Dr. Hj. R. Siti Pupu Fauziah, M.Pd.I.