Sudrajat, S.I.Kom.

Bogor, 14 Maret 2023.



(QS. Al Mu minun ayat  1-11) : (1) Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (2) (yaitu) orang-orang khusyu dalam sholatnya, (3) dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, (4) dan orang yang menunaikan zakat, (5) dan orang yang memelihara kemaluannya, (6) kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela, (7) Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah, (8) Dan (sungguh beruntung) orang yang memelihara amanat-amanat dan janjinya, (9) serta orang yang memelihara shalatnya, (10) Mereka itulah orang yang akan mewarisi, (11) (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. https://tafsirweb.com/37743-surat-al-mukminun-ayat-1-11.html.

Hasil pencarian "beruntung" dari semua kelas kata: adjektiva KEMENANGAN menang: berhasil, berjaya, beruntung, cemerlang, gemilang, sukses, unggul, wijaya KEKAYAAN nasib: beruntung, mujur, hoki (cak) verba SUKSES beruntung; berhasil, berjaya, menang GAJI berlaba, beruntung KEKAYAAN berhasil, beruntung PEMASUKAN berlaba, beruntung, memperoleh laba, mendapat keuntungan, mendapatkan laba.

(Sumber: http://tesaurus.kemdikbud.go.id/tematis/lema/beruntung | Tesaurus Tematis Bahasa Indonesia - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia). http://tesaurus.kemdikbud.go.id/tematis/lema/beruntung

 

Mengambil makna  (adjektiva) kemenangan, sukses. Bagaimana tidak sukses, sebab dalam perspektif Islam di kehidupan abadinya mereka mewarisi (surga) Firdaus. Tempat kembali yang kekal yang penuh kenikmatan yang semua orang pasti menginginkannya. (Al-Muminun-11).

 

Jika kita menanyakan apa itu sukses kepada orang-orang, boleh jadi jawabannya adalah beragam. Sebagian mungkin menjawab dan beranggapan bahwa orang yang sukses adalah memiliki kedudukan tinggi. Menurut sebagian lain, bahwa orang yang sukses adalah orang yang kaya (punya kendaraan dan rumah mewah, dan lain-lain), yang lain berpendapat bahwa orang yang sukses adalah orang mempunyai gelar pendidikan yang tinggi (misalnya bergelar Doktor), menjadi pengusaha, pebisnis  hebat, punya perusahaan,  orang besar dan terkenal, sering jalan-jalan dan liburan ke luar negeri, dsb. Sementara sebagian lagi berpendapat, bahwa orang yang sukses adalah orang yang berhasil meraih cita-citanya. 

 

Tentu sah-sah saja setiap orang mempunya pendapat tentang apa itu sukses dan mengatakan bahwa orang yang mendapatkan dan memperoleh apa yang dicita-citakan dan diinginkan adalah dikatakan orang yang sukses. Namun rasanya perlu diingat bahwa kesuksesan dunia tersebut (jabatan tinggi, gelar tinggi, punya rumah mewah, kendaraan, jaringan bisnis, dsb), hanyalah sementara dan akan ditinggalkan, karena kenikmatan di dunia itu tidaklah kelal dan sempurna. Sehat ada sakit, muda ada tua, luang ada sempit, dan hidup ada mati. Maka menjadi kerugian juga bila ukuran capaian kesuksesan seperti contoh-contoh di atas itu tidaklah membawa kepada ketaatan kepada Allah.

 

Bagi seorang muslim tentu kita mempunyai pedoman dasar tentang apa itu sukses (selain hal-hal duniawi yang disebutkan tadi). Lalu bagaimana menurut Islam? Seperti yang tersurat dalam QS. Al-Muminun di atas bahwa kesuksesan yang sesungguhnya adalah ketika seseorang masuk ke surga dan terhindar dari neraka.  Inilah orang yang sukses. Hal itu, karena ketika seseorang masuk surga, maka apa yang diinginkannya ada.

 

Allah Subhaanahu wa Taala berfirman : "Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya" (QS. Az Zukhruf: 71)

 

Tidak ada kesuksesan besar selain masuk surga dan terhindar dari neraka. Itulah sukses yang sebesar-besarnya. Tak ada bandingannya, apapun itu. Tetapi tentu saja harus diingat, bahwa sebagai manusia (mahluk) kita berkewajiban mengikuti dan menjalankan petunjuk dan tuntunan yang Allah tetapkan karena setiap usaha menuju kesuksesan (masuk surga)  pastilah ada jalan yang harus ditempuh (mengikuti seperti apa yang Allah firmankan dalam QS. Al-Muminun : 1-11 di atas)

 

Inilah patokan tentang beruntung (sukses) yakni beruntung (sukses) itu adalah terhindar dari kerugian dan kemalangan. Beruntung  yang paling besar adalah mendapat balasan (surga) Firdaus dan terhindar dari kemalangan  (Neraka). Kedua-duanya adalah kekal.

 

(sumber : kemenag.go.id)

TAFSIR

قَدۡ اَفۡلَحَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَۙ

Qad aflahal mu minuun

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman

 

Sungguh, pasti beruntung orang-orang mukmin yang telah mantap imannya dan terbukti dengan mengerjakan amal-amal saleh. Orang yang demikian itu ialah orang yang khusyuk dalam salatnya, yakni tumakninah, rendah hati, fokus, serta menyadari dengan sepenuuhnya bahwa dia sedang menghadap Sang Penciptanya (Lihat juga: al-Baqarah/2: 45–46).

 

Beriman kepada Allah dan rukun iman yang enam. Dalam ayat surat al-muminun (khusus ayat ke 1) ini,  Allah menjelaskan bahwa sungguh berbahagia dan beruntung orang-orang yang beriman, dan sebaliknya sangat merugi orang-orang kafir yang tidak beriman, karena walaupun mereka menurut perhitungan banyak mengerja-kan amal kebajikan, akan tetapi semua amalnya itu akan sia-sia saja di akhirat nanti, karena tidak berlandaskan iman kepada-Nya.

 

Keterangan mengenai surat Al-muminun.

Surat Al-Muminuun terdiri atas 118 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah. Dinamai Al-Mu minuun, karena permulaan ayat ini manerangkan bagaimana seharusnya sifat-sifat orang mukmin yang menyebabkan keberuntungan mereka di akhirat dan ketenteraman jiwa mereka di dunia. Demikian tingginya sifat-sifat itu, hingga ia telah menjadi akhlak bagi Nabi Muhammad s.a.w. - https://kalam.sindonews.com/ayat/1/23/al-muminun-ayat-1.

 

Wallahualam bisshowabi