Universitas Djuanda
(UNIDA) menyelenggarakan Rapat Senat Terbuka yang berlangsung secara luring di
Aula Gedung C Kampus UNIDA serta secara daring melalui platform Zoom Cloud
Meeting dan live streaming pada kanal UNIDA TV, Sabtu (24/9/2022). Rapat Senat Terbuka ini dalam
rangka Pengukuhan Guru Besar Prof. Dr. Ir. Mohamad Ali Fulazzaky, CES., D.E.A
sebagai Profesor dalam bidang Ilmu Teknologi Pangan. Pengukuhan dipimpin langsung oleh
Chancellor UNIDA Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H.
Menilik rekam jejak
singkat, Prof. Dr. Ir. Mohamad Ali Fulazzaky, CES., D.E.A lahir di Desa Meugit
Kayee Panyang Kecamatan Bandar Dua Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Prof. Dr. Ir.
Mohamad Ali Fulazzaky, CES., D.E.A
menamatkan pendidikan Ph.D pada bidang Kimia dan Mikrobiologi Air dari tahun
1993 sampai tahun 1996 di Université de Pau et des Pays de l’Adour, Prancis.
Selama berkiprah, Prof. Dr.
Ir. Mohamad Ali Fulazzaky, CES., D.E.A
banyak menghasilkan berbagai artikel ilmiah yang dipublikasikan pada jurnal
ilmiah internasional bereputasi sehingga memiliki pencapaian keilmuan yang luar
biasa, yakni termasuk pada top 2% ilmuwan paling berpengaruh di dunia pada
urutan 15 dari 58 ilmuwan Indonesia.
Dalam kesempatan ini juga, Prof. Dr.
Ir. Mohamad Ali Fulazzaky, CES., D.E.A memberikan orasi ilmiah berkenaan dengan hasil
penelitiannya yang bertajuk “Mass Transfer Factor Models and Modified Mass
Transfer Factor Models: An Introduction to the New Kinetic Equations”.
“Model Mass Transfer Factor (MTF) dikembangkan
pada tahun 1996 sebagai bagian dari Tesis yang diteliti. Satu artikel model MTF
dipublikasikan pertama kali ke International Commission on Irrigation and
Drainage Conference, Montreal, Canada, pada tahun 2002,” paparnya.
“Kesimpulannya, model MTF dan MMTF sebagai model
kinetik baru dapat digunakan untuk menyelidiki mekanisme dan kinetika
penyisihan zat terlarut oleh berbagai jenis reaktor atau berbagai macam
aplikasi model,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Chancellor UNIDA Dr. H.
Martin Roestamy, S.H., M.H dalam sambutannya menyampaikan selamat atas
keberhasilan Prof. Dr. Ir. Mohamad Ali Fulazzaky, CES, D.E.A mencapai guru
besar yang sudah dinanti.
“Saya mengucapkan selamat kepada Prof. Dr. Mohamad Ali
Fulazzaky, CES, D.E.A bersama istri dan putra-putrinya. Selamat, bapak sudah
mencapai capaian tertinggi seorang dosen. Capaian luar biasa dari Prof. Dr.
Mohamad Ali Fulazzaky, CES, D.E.A ini semoga menjadi motor penggerak bagi insan
akademika Universitas Djuanda,” ungkapnya.
“Saya berharap, apa yang dilakukan oleh Prof. Dr.
Mohamad Ali Fulazzaky, CES, D.E.A kita contoh, kita ikuti dan konsisten. Tugas
beliau adalah bagaimana membantu mendorong dan meningkatkan publikasi ilmiah UNIDA.
Oleh karena itu, para dosen muda ayo belajar. Beliau jam terbangnya luar biasa,
masuk ke dalam 2% top ilmuan dunia,”
sambungnya.
Sementara itu, Rektor UNIDA Prof. Dr. Suhaidi, S.H.,
M.H mengatakan bahwasanya sebagai insan UNIDA sudah seharusnya mensyukuri
momentum pengukuhan ini di mana salah satu insan akademika UNIDA meraih gelar
profesor yang benar-benar expert dalam bidangnya.
“Saya selaku pribadi dan institusi mengucapkan
selamat, semoga dengan dikukuhkannya Prof. Dr. Mohamad Ali Fulazzaky, CES,
D.E.A sebagai guru besar akan semakin meningkatkan peran dan fungsi perguruan
tinggi. Hari ini Universitas Djuanda menuntaskan perannya untuk mencetak
seorang guru besar. Sesorang yang akan berperan sebagai pendidik, peneliti,
pengabdi, penuh profesionalitas dan menerapkan nilai ketauhidan dalam kiprah
keilmuan, kemasyarakatan dan kehidupan pribadinya,” ujarnya pada saat
memberikan sambutan.
Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.H menambahkan, pencapaian
guru besar oleh seorang dosen yang diputuskan melalui Surat Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia merupakan
penghargaan yang sangat prestisisus yang diberikan oleh pemerintah. Tidak semua
orang, khususnya dosen yang mampu meraih dan menyandang gelar profesor.
Mencapai gelar sebagai seorang guru besar bukan akhir dari pencapaian karir
seorang dosen, tetapi justru menjadi awal untuk lebih menjadi contoh bagi
masyarakat khususnya dosen lain di UNIDA.
“Mari kita jadikan pencapaian Prof. Dr. Mohamad Ali
Fulazzaky, CES, D.E.A ini sebagai uswah untuk senantiasa menyemangati setiap
dosen. Semoga Prof. Dr. Mohamad Ali Fulazzaky, CES, D.E.A juga tetap berkenan
membimbing dosen-dosen lain untuk dapat mencapai Guru Besar. Sejatinya sebuah
pencapaian adalah saat kita dapat membuat orang lain di sekitar kita menjadi
lebih baik,” sambungnya.
Turut hadir, Kepala LLDIKTI Wilayah IV Jawa
Barat-Banten Dr. M. Samsuri, S.Pd., MT berpesan, menjadi seorang profesor harus
perlu terus meningkatkan produktivitas, terutama dalam implementasi tridarma
sehingga dapat memberikan motivasi lebih bagi para dosen lainnya.
“Justru ketika sesorang diberi gelar profesor, tugas pertama
ialah leading terdepan dari sisi kualitas untuk menghasilkan karya hasil
riset yang lebih hebat. Kalau terus menerus ini kita wujudkan, kita akan maju,
karena disitulah peran profesor. Saya sangat berharap, begitu lahir profesor
itu tidak hebat sendiri, tetapi harus bisa membantu melahirkan profesor yang
lain, tentunya yang sebidang. Semoga UNIDA dan Prof Ali semakin sukses dalam
arti memberikan kontribusi besar untuk bangsa indonesia,” pungkasnya.