Tingkatkan Literasi Media Digital, Prodi Sains Komunikasi FISIP UNIDA Bogor Gelar Webinar Jurnalistik

Tingkatkan Literasi Media Digital, Prodi Sains Komunikasi FISIP UNIDA Bogor Gelar Webinar Jurnalistik

Blog Single

Program Studi Sains Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Djuanda (UNIDA) Bogor bekerja sama dengan Liputan6.com menyelenggarakan Webinar Jurnalistik dengan mengangkat tema bertajuk "Komunikasi Jurnalistik UNIDA : Bangkit di Masa Pandemi? Yuk, Literasi Media Digital untuk Menangkal Disinformasi dan Hoax", Senin (8/11/2021).

Webinar yang digelar secara daring melalui platform Zoom Cloud Meeting tersebut menghadirkan narasumber ahli, diantaranya Edu Krisnadefa, S.H., M.H (Redaktur Pelaksana Liputan6.com), Maria Fitriah, S.Sos. M.Si (Ketua Prodi Sains Komunikasi dan Dosen Bahasa Jurnalistik UNIDA Bogor), Adyaksa Vidi Wirawan, S.IK, M.I.Kom (Fact Checker Liputan6.com), serta dr. RA Adaninggar PN, SpPd (Dokter Spesialis Penyakit Dalam).

Turut hadir memberikan sambutan, Dekan FISIP UNIDA Bogor Drs. Denny Hernawan, MA mengatakan, dengan adanya webinar ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan serta literasi digital masyarakat khususnya para Mahasiswa FISIP UNIDA Bogor untuk menjadi pengguna internet yang bijak.

"Peserta webinar ini saya harap mendapat pengetahuan sehingga jadi bekal kita semua, menjadi pengguna media digital yang bijak. Mudah-mudahan apa yang disampaikan bahan bagi kami pengguna media sosial untuk berhati-hati. Jangan sampai kita jadi agen menyebarkan hoaks," ujarnya.

Pada sesi pertama, Maria Fitriah, S.Sos., M.Si dalam pemaparannya menyampaikan, banyak hoaks saat ini yang khususnya dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19, salah satunya ialah mengenai vaksin. Perlu adanya upaya dalam meningkatkan literasi digital masyarakat guna menangkal disinformasi dan hoaks tersebut.

"Ada perbedaan dalam hoaks dan disinformasi. Hoaks itu merupakan informasi tidak benar yang seakan-akan benar menurut asumsi penerimanya. Sementara disinformasi merupakan penyimpangan informasi yang sama sekali tidak ada fakta dan kebenaran dan dilakukan secara sengaja oleh oknum yang tidak bertanggung jawab," paparnya.

Maria Fitriah, S.Sos., M.Si menambahkan, dalam hal ini memilih dan memilah berita sangat perlu dilakukan. Jika pengguna media digital tidak kritis, tentu akan merugikan pengguna lainnya. Lebih jauh, Maria Fitriah, S.Sos., M.Si juga memberikan tips cakap dalam literasi media digital.

"Pertama verifikasi alamat berita, kemudian cermat melihat visual, misal seperti logo, lalu lihat waktu publikasi media, cek data pendukungnya, serta cek profil lengkap kantor beritanya," terangnya.

Senada dengan hal tersebut, Adyaksa Vidi Wirawan, S.IK, M.I.Kom membahas mengenai hoaks vaksin Covid-19 di media sosial. Dalam paparannya, Adyaksa Vidi Wirawan, S.IK., M.I.Kom memberikan contoh kasus yang berdampak pada kepercayaan masyarakat dalam melakukan vaksinasi.

"Seperti ada pemberitaan mengenai vaksin ditanami chip, tentu ini sangat tidak benar. Lalu ada juga pemberitaan di media sosial dari orang yang tidak bertanggung jawab menyebutkan bahwa vaksin mengandung bahan yang berbahaya yang dapat membuat pengentalan darah dan memperpendek usia, jelas tidak benar dan sangat merugikan," ungkapnya.

Related Posts: