Dibalik Kata SANTRI - Binatauhid Universitas Djuanda

Dibalik Kata SANTRI

Dibalik Kata SANTRI

Bismillahirrahmanirrahim,

Dalam memperingati Hari Santri Nasional, PP.MABIT menyelenggarakan sebuah acara yang mengusung tema “Bangkitkan Semangat Perjuangan Santri untuk Negeri”. Diikuti oleh seluruh insan PP. MABIT, dan dihadiri rektor Universitas Djuanda beserta jajarannya, pimpinan pondok pesantren, sekretaris umum yayasan.

Menurut ketua PKD ikhwan periode 2019-2020 Muhammad Sulaeman Zajuli mahasiswa semester 5, FE/jurusan Manajemen Karena banyak santri yang saat ini belum bangkit semangatnya seperti dulu  22 oktober 1945 dimana gelora semangat santri memberikan dampak perubahan yang positif untuk negeri ini. Harapannya dengan mengusung tema ini santri bisa tersadarkan kembali akan kemajuan ummat. Santri adalah orang yang berpendidikan, berakhklak dan berkarakter Islam.

          Kegiatan ini dimulai setelah shalat magrib yang awali dengan membaca surat Asy-Syu’ara’ bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan pembukaan acara oleh MC yaitu Dimas Hadian Hakim mahasiswa semester 5, FKIP/jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Dilanjut dengan pembacaan mauliddiba diiringi hadroh Rijalus Sholihin.

          Selanjutnya sambutan dari Pengasuh Ponpes yaitu Ustadz Arif Irawan, S.Ag.,M.A. beliau membahas Q.S. At-Taubah 122 AllahSWT. berfirman : “Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya jika merekea telah kembali agar mereka dapat menjaga dirinya” (Q.S. At-Taubah : 122). Ini adalah sebuah tugas yang Allah berikan kepada sebagian manusia, bukan semuanya.
“Sebagian dari pada manusia itu pergi untuk menuntut ilmu agama.Ayat ini menjelaskan latar belakang kenapa ada sebutan santri karena sebagian diantara masyarakat mukmin inii tidak ada . Untuk itu kita patut bersyukur dipilih oleh Allah sebagai orang yang bergerak dibidang ilmu.” Kata beliau.

          Ketika telah menjadi santri mahasiswa kita harus mengingatkan kebaikan terhadap lingkungan kita. Membenarkan hal yang benar, dan mengingatkan ketika ada hal yang salah.

          Acara dilanjutkan dengan simbolis pemotongan tumpeng oleh para pimpinan yang hadir dalam acara ini. Kemudian, adapenampilan tausiyah yang dibawakan oleh Latifurrahim, mahasiswa semester 1FKIP/jurusan Pendidikan Bahasa Arab(PBA) yang membawakan materi tentang Santri. "Sun itu matahari

Tri itu 3

Jadi matahari menyinari dengan 3 yaitu islam iman ihsan

Sin= sitrul 'aurah

Nun= naibul 'ulama

Ta= tarkul ma'ashi

Ra=  Raoisul Ummah 

Ya = Yaqin"

        Acara diakhiri dengan makan liwet bersama dan sesi foto bersama juga.

"Jadilah santri yang membawa perubahan. Santri yang tidak pernah merasa puas dalam mencari ilmu untuk memberikan dedikasi yng terbaik untuk ummat dan bangsa ini."