LPPM UNIDA Adakan Rapat Koordinasi Akselerasi Proses Penyusunan Proposal Penelitian

LPPM UNIDA Adakan Rapat Koordinasi Akselerasi Proses Penyusunan Proposal Penelitian

Blog Single

LPPM UNIDA Adakan Rapat Koordinasi Akselerasi Proses Penyusunan Proposal Penelitian

Bogor, 10 Maret 2023. LPPM Universitas Djuanda.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Djuanda melaksanakan rapat koordinasi dengan seluruh Kaprodi dan Sekprodi di lingkungan Universitas Djuanda dalam rangka akselerasi penyusunan proposal penelitian.  Hal ini terkait  semakin ketatnya kompetisi hibah penelitian DIKTI tahun 2023.

Chancellor UNIDA Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H bersama dengan Penasehat Bidang Pendidikan Tinggi YPSPIAI Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd, Reviewer Nasional sekaligus Kepala Badan Pengembangan Keilmuan (BPK) Dr. Rasmitadila, ST., M.Pd dan Wakil Rektor III Bidang Riset, Pengabdian, Inovasi, Hilirisasi dan Pengembangan Institusi  Dr. Yudi Wahyudin, S.Pi., M.Si bersama dengan Dekan Fakultas, Kepala Biro Riset, Kepala Biro Pengabdian, Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi mengadakan rapat koordinasi akselerasi proses penyusunan proposal riset dan pengabdian tahun 2023. Rapat dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 9 Maret 2023 pukul 07.30 – 09.00 WIB di ruang serbaguna Sekolah Pascasarjana UNIDA.

Mengawali rapat, Wakil Rektor III menjelasakan tentang klaster penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tahun 2023. Klaster riset dan pengabdian dibagi menjadi 5, yaitu klaster Mandiri, Utama, Madya, Pratama, dan Binaan. 40 perguruan tinggi berada pada kluster mandiri, sementara UNIDA menempati kluster Utama bersama dengan 159 perguruan tinggi lainnya. Klaster ini masih sama dengan klaster Penelitian dan Pengabdian UNIDA pada tahun 2018.

Klasterisasi perguruan tinggi tahun 2023 didasarkan pada hasil olahan data kinerja perguruan tinggi berbasis SINTA dalam periode tahun 2019 hingga 2021. Data kinerja yang diperhitungkan merupakan data yang telah diverifikasi dan divalidasi oleh verifikator Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) perguruan tinggi. Data kinerja tersebut meliputi Penulis (Author), Afiliasi (Affiliation), Jurnal (Journal), Penelitian (Research), Pengabdian Kepada Masyarakat (Community Service), Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), dan Buku (Book). Klasterisasi ini bukanlah pemeringkatan, namun merupakan pengelompokkan perguruan tinggi sesuai dengan kualifikasi kinerja perguruan tinggi sebagai dasar penyusunan peta jalan riset dan rencana strategis, serta sebagai landasan penentuan kewenangan pengelolaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi.

Chancellor UNIDA, Prof. Dr. H. Martin Roestamy, S.H., M.H menyampaikan sedikit kekecewaan dengan hasil klasterisasi yang diperoleh UNIDA, meskipun masih berada di kluster Utama, UNIDA masih kalah bersaing dengan universitas lainnya di Wilayah LLDIKTI IV. Peran BPK diharapkan mampu mendongkrak keilmuan UNIDA baik bidang Riset maupun Pengabdian. Chancellor juga menyampaikan bahwa UNIDA tidak boleh cepat berpuas diri, UNIDA dulu pernah menjadi Universitas Swasta dengan Riset terbaik di Wilayah LLDIKTI IV, tetapi kompetisi dengan perguruan tinggi lainnya makin meningkat dan para dosen tidak boleh lengah. Program 3 publikasi per dosen tiap semester harus dijalankan dan dievaluasi dengan baik sehingga kuantitas dan kualitas publikasi UNIDA semakin meningkat dan berpengaruh terhadap akreditasi dan klusterisasi.

Lebih lanjut Chancellor UNIDA juga mengajak dosen untuk saling berkompetisi untuk meningkatkan penelitian dan pengabdian sehingga SINTA skor bisa naik dan bersaing secara nasional. Kaprodi dan dosen harus memiliki prinsip Need an Achievement, sehingga Hasrat untuk terus berprestasi mendorong kita untuk terus maju. Para dosen diharapkan segera mengumpulkan proposal-proposal yang akan diajukan dalam dua minggu kedepan untuk selanjutnya dilakukan review oleh BPK. Selanjutnya seluruh kaprodi dan sekprodi di lingkungan UNIDA akan langsung dibimbing dan dibina oleh Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd sebagai penasehat Bidang Pendidikan Tinggi YPSPIAI.

Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd menyampaikan Universitas hanya akan bagus apabila fakultas bagus, dan fakultas akan bagus apabila program studi bagus, dan prodi bagus akan diisi oleh dosen-dosen yang bagus. Sehingga yang akan mengangkat universitas menjadi World Class University maupun Research University adalah dosen. Rektor berfikir target universitas dengan kapasitas universitas, dekan berfikir target universitas dengan kapasitas fakultas dan ketua prodi berfikir target universitas dengan kapasitas program studi. Ketua Prodi adalah pimpinan pada struktural paling bawah, namun merupakan ujung tombak dari Universitas. Program Studi harus mampu memetakan apa yang yang sudah terjadi, apa yang akan terjadi dan bagaimana cara untuk membuat semuanya terjadi. Program Studi juga perlu membuat klaster dosen, siapa yang harus melakukan penelitian dasar, penelitian terapan, penelitian kepakaran dan siapa yang akan melakukan penelitian unggulan termasuk dengan penelitian kerjasama berdasarkan klaster masing-masing dosen.

Peran Yayasan dalam klasterisasi penelitian dan pengabdian sangat penting untuk menunjang Roadmap penelitian dan pengabdian pada masyarakat, hal ini terbukti dengan UNIDA pernah menjadi universitas swasta dengan riset terbaik di lingkungan LLDIKTI IV, hal ini yang dijadikan contoh oleh universitas lain untuk meningkatkan kinerja dan sama-sama berkompetisi baik secara regional maupun nasional. Klasterisasi juga tidak hanya berbicara tentang jumlah penelitian, namun juga dengan jumlah dana penelitian. Selain itu proses entry data ke SINTA juga merupakan hal yang penting, karena semua proses klasterisasi berdasarkan data yang ada pada SINTA.

Prinsip dalam berkompetisi adalah siap menang, begitu juga dengan menyusun proposal penelitian, proposal disusun untuk siap didanai, disusun sesuai dengan panduan dan sesuai dengan yang diharapkan Reviewer. Karena UNIDA memiliki Reviewer Nasional dan memiliki Lembaga Badan Pengembangan Keilmuan (BPK) yang siap untuk membatu para dosen menyusun proposal. Targetnya UNIDA memiliki Bank proposal dan minimal satu dosen satu proposal.  UNIDA juga dapat menggunakan pola semakin tinggi jabatan struktural, maka jumlah publikasi artikel semakin banyak. Jika dosen diharuskan dengan 1 publikasi artikel, maka kaprodi minimal 2 artikel, dekan minimal 3 artikel, wakil rektor minimal 4 artikel dan rektor minimal 5 artikel.

Hal lain yang akan dilakukan di prodi adalah pembuatan repository, agar mahasiswa bisa sitasi hasil karya dosen. Sebagai contoh satu prodi memiliki 60 mata kuliah, masing-masing mata kuliah dibuatkan diktat dan akan ada 60 diktat yang disimpan pada repository dan akan disitasi oleh setiap mahasiswa. Hal ini akan mendongkrak sitasi dosen, prodi, fakultas dan universitas.

Dr. Rasmitadilla M.Pd sebagai reviewer nasional dan juga sebagai Kepala BPK menyampaikan UNIDA memiliki 9 proposal lanjutan tahun 2023 dan hanya 4 proposal lanjutan yang diterima, dan ini perlu menjadi evaluasi bersama untuk tahun ini dan tahun berikutnya. Faktor yang berpengaruh terhadap keberlanjutan proposal adalah terpenuhinya luaran yang dijanjikan.

Tahun ini DIKTI mulai mempertimbangkan kualitas dibandingkan kuantitas, sehingga tidak ada lagi skema desentralisasi dan hanya ada skema kompetitif nasional, dan untuk luaran yang dijanjikan juga harus di jurnal yang bereputasi. Pada tahun ini juga peneliti hanya dapat mengajukan satu proposal sebagai Ketua dan satu proposal sebagai anggota atau 2 proposal sebagai anggota. Sebagai contoh syarat untuk penelitian fundamental (dasar) harus jabatan fungsional minimal Lektor dengan Sinta skor 150 untuk saintek dan 50 untuk soshum. Proposal yang baik dan yang dinilai adalah proposal yang sempurna sesuai dengan template yang ada.

Pada skema penelitian kepakaran, syarat yang harus dipenuhi dosen adalah memiliki jabfung minimal lektor dengan SINTA skor  minimal 1500 untuk saintek dan 500 untuk sohsum. Luaran yang harus dipenuhi adalah publikasi pada jurnal Q1 atau Q2, dan prototype atau naskah kebijakan.

Dr. Rasmitadila juga memberikan trik agar proposal dapat dilirik dan didanai, diantaranya 1)sesuaikan dengan persyaratan minimal setiap skema penelitian, baik dari jabfung maupun skor SINTA, 2)memiliki novelty, 3)memilih luaran publikasi yang sesuai dengan riwayat publikasi pengusul, jika belum pernah publikasi pada jurnal Q2 dan Q1 maka jangan menjanjikan luaran tersebut karena akan menjadi pertimbangan apakan nanti pengusul mampu memenuhi karena belum ada riwayat publikasinya, 4)memilih anggota penelitian yang sudah memiliki publikasi, 5) RAB sesuai dengan SBM dan SBK.

Sebagai penutup Prof. Dr. Uman Suherman AS, M.Pd menyampaikan jika ingin jadi penulis, dua hal yang harus dilakukan dari semua hal yang dilakukan adalah membaca yang lama dan menulis yang lama. Penelitian itu wajib dilakukan, maka terbuka peluang untuk publikasi akan didapatkan. Sebuah quote untuk diingat Bersama  I’m an academic, it is publish or perish.

Related Posts: